Awal pernikahan

Rudiansyah & Ahaliana
Saat ini aku hidup jauh dari sanak keluargaku dan aku sudah menikah dan sudah memiliki seorang anak perempuan serta istriku saat ini juga lagi sedang mengandung anaku yang kedua(14-3-2016), aku mengenal istriku dari sebuah perusaaan di kota Pontianak, saat itu aku menjabat sebagai salah seorang trainer di perusahan tersebut dan dia salah seorang pekerja yang baru masuk dan di saat itulah dimulai kisah kasih antara kami hingga saai ini. Setelah aku menikah aku berhenti bekerja
di perusahan tersebut karena ada hal hal yang tidak disenangi oleh isttri ku pada saat itu.
perjalanan pernikahan kami, aku memutuskan untuk tinggal di desa kedua orang tuaku dan aku memutuskan untuk memulai hidup baru di sana, aku membuat lamaran kerja di beberapa perusahaan sawit yang sedang berkembang namun aku tidak ada menerima kabar dari perusahaan itu. Untuk memenuhi kehidupan kami aku masuk bekerja sebagai pemungut brondol buah sawit di perusahan tempat aku melamar kerja, niat hati agar aku dapat di kenal oleh orang di sana dan aku mengharap aku bisa ditrima kerja di sana, berjalan waktu sekitar satu bulan lamanya aku di tarik salah seorang mandor untukm jadi  harian lepas di kebun sawit, tugasku meloding buah sawit dari lahan kebun ke pinggir jalan agar motor dan mobil pengangkut sawit mudah untuk membawanya ke pelabuahan atau kapal pengankut sawit tapi saat ini sudah ada pabrik sawit di pelabuah itu, saat itu aku di gaji ±33000/harinya dan hari jumat hari libur. Berjalan sekitar tiga bulan istrikupun juga sudah hamil sekitar tiga bulan aku di angkat sebagai peneli buah atau penghitung jumlah buah yang di panen seseorang, Alham dulillah kerjaan ku sudah semakin ringan, kalau datok saya berkata kerjanya pakai pen bukan pakai parang lagi.
Namun aneh, walau cara kerja berbeda tapi setatusku tetap sama, sebagai harian lepas dan di gaji harian ±33000/harinya dan jika ada lembur pada pada hari itu barulah terlihat hasilnya hingga mencapai 40-50rbu/harinya.
Begitulah sebuah jalan yang aku mulai arungi dalam sebuah awal kehidupan berumah tangga pada waku itu (September 2009), bertepatan berjalan beberapa bulan pernikahan ku. Awal hidup yang baru, kedua orang tuaku memilih untuk pergi pindah bekerja hingga tinggallah hanya kami berdua berada di salah satu gubuk kecil milik orang tuaku. 
Di kampung ku saat itu sedang musimnya berladang jagung, dan kamipun merasa tertarik untuk mencoba membuat sebuah ladang jagung, karena aku juga sibuk bekerja di kebun sawit untuk membuat lahan jagung kami memutuskan untuk mengupah orang untuk membuka lahan tersebut hingga menghabiskan biaya sekitar ±550,000.00, uang itu semua kami dapat dari memnjam uang tetangga depan rumah dengan janji, saat aku gajian uang itu akan di ganti dan gajianpun tiba, uang pinjamanpun sudah di bayar akan tetapi nasip kami berubah jadi kekurangan hingga kami memutuskan untuk mencukupi kebutuhan hidup kami berdua dengan menghutang pada toko dengan syarat saat gajian harus dibayar, di mulai dari hal inilah saat itu kami hidup selalu bergantung pada hutang alias gali lobang tutup lobang. 
Mencapi kehamilan istriku sudah 4-5 bulan, ia ingin pulang kerumah kedua orang tuanya yang berada jauh dari desa aku, sekitar 7jam perjalanan mengunakan motor roda dua, ( ubah, kab.bengkayang), aku meminta izin untuk mengantar istriku ke sana selama tiga hari dan aku pulang lagi ke kamppungku (pematang jambu kab. Kubu raya). Ladang jagung kami semakin besar dan buah buah kecil tampak jelas terlihat di depan mataku dan seakan berangan saat memanen nanti cukuplah untuk membiayai melahirkan anak pertama saya dan  pada bulan itu juga aku di angkat menjadi seorang mandor di berusahan sawit itu dengan terneing selama tiga bulan dan aku di tugaskan jauh dari rumah tempat tinggal ku, sekitar satu jam setengah aku menghayunkan kaki ku untuk mengenkol sepeda yang telah aku berli dari kerabat jauh ku seharga 250.000 beberapa bulan yang lalu, dengan jarak itu aku merasa tidak bertenaga untuk pergi kerja pada subuh hari dan pulang hingga malam hari wantu ku habis bersepeda selama beberapa jam setiap harinya, hingga beberapa minggu berlalu ladang jagungku sedah hampir bisa di panen dapat di perkirakan sekitar dua atau minggu lagi, melihat ladang itu aku merasa sangat puas karena hasil sudah hampir didepan mata, karena ladang ini bisa terlaksana karena jerih payah istriku untuk mmbantu menebas, membakar rumput  dan manana jangungnya, walau ia sedang hamil ia sungguh tampak bersemangat, saat gajian tiba aku ijin bekerja untuk membawa pulang istriku yang berada jauh di sana, setelah sampai di sana istriku sedan meminjam uang di salah satu kredit  union dan kebetulah atas nama istriku, peminjaman sebanyak lima juta dan istriku menganbil dua juta untuk membeli kalung emas, setelah terbeli tampak senyum manis tersirat di wajahnya karena memang semasa pernikahan kami aku belum mampu untuk membelikan ia perhiasan sekecil apapun. 
Entah apa yang menghalangi kami untuk pulang ke kampung ku, sudah hampir satu minggu saya tidak masuk bekerja dan rasaku ingin masuk kerja lagi di sana sudah tidak enakan, akhirnya saya memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lain, dan kami memilih untuk tinggal di Pontianak. Kami memilih tinggal di salah satu gudang sewaan abang sepupu saya yang berada di kota Pontianak, disitulah kami tinggal dengan syarat kami membayar biaya listrik di gudanng buku milik sepupu saya itu (m.husaini) dan menjaga serta membantunya jika ada kedatangan barang barang.
Kami pergi keliling kota Pontianak untuk mencari pekerjaan buat saya, saat itu kami mengunakan sepeda motor milik abang sepupu dan sampailah kami di salah satu toko yang menjual berbagai macam furniture dan saya langsung memberikan lamaran saya kepadanya, Alhamdulillah, ALLAH meluruskan jalan kami dan saya diterima bekerja di sana dengan gaji 40.000/harinya dan tampa ada libur keringananya hari minggu pulang jam tiga.
Di awal masa masa sebelum pernikahan ku…………………..
Aku bersekolah di salah satu sekolah islam di kota Pontianak dan aku tinggal di asrama sekolahan tersebut, di situ aku tidak hanya tinggal secara geratis akan tetapi aku memiliki berbagai macam tugas tugas yang harus aku kerjakan pada setiap harinya, yaitu menutup dan membuka setiap ruang kelas yang akan di pakai untuk belajar serta membersihkan seluruh ruangan tersebut baik mengunakan sapu dan mengepel, selain tugas itu aku juga bertugas mengisi bak air wc serta mencuci dan menyikatnya setiap pagi hari, begitulah rutinitas yang aku lakukan jika di luar jam sekolah dan aku di beri gaji setelah di potong uang asrama 75.000/bulan atau setara dengan uang SPP saya di sekolah ini.